19 Nov 2012

Aneh! Memaki Wasit, Hakim Garis Dikartu Wasit

0 komentar
 
Pemain mendapat kartu merah dalam sebuah pertandingan adalah hal yang biasa. Lantas bagaimana bila yang diusir justru hakim garis yang harusnya membantu tugas wasit di lapangan?



Insiden ini menimpa hakim garis bernama John Smith yang sedang bertugas pada sebuah laga yang digelar di Hampshire, Minggu lalu. Smith diusir wasit Tony Wells karena makian yang dilontarkannya.

Peristiwa ini bermula saat Wells memberikan hadiah penalti kepada salah satu tim yang sedang bertanding. Namun di mata Smith, keputusan tersebut keliru. Tak bisa menahan perasaannya, Smith pun memaki Wells. "Anda memalukan," teriak Smith dari pinggir lapangan.

Sontak teriakan tersebut membuat merah telinga si wasit. Wells pun menghampiri Smith dan memintanya untuk meninggalkan lapangan. "Tony Wells datang menghampiri dan mengatakan agar saya memberikan bendera kepada yang lain dan mengusirku dari lapangan."

"Saya telah dilaporkan ke FA. Namun saya akan banding-untuk membantah kalau saya telah memakinya. Dia (Wells) memberikan penalti yang saya tidak setuju dengan hal itu," beber  Smith.

Dalam bandingnya ke Federasi Sepak Bola Hampshire (Hampshire FA), Smith juga melampirkan laporan pertandingan antara Barton Stacey dan Clatford Arms, bulan lalu. Duel ini juga dipimpin Tomy Wells.

"Ini tidak biasa-sangat jarang terjadi," kata pengurus Hampshire FA. Sedangkan Wells tidak bersedia memberikan komentar apapun.

Sumber
Readmore...

Emilio Audero Mulyadi, Kiper Muda Masa Depan Juventus Keturunan Indonesia

1 komentar
 

Siapa yang menyangka, kiper Timnas U-16 Italia merupakan pemain keturunan Indonesia. Membaca nama Emilio Audero Mulyadi, tak salah bila berpikir nama belakang pemain ini begitu akrab dengan nama-nama di Tanah Air.

Emil, begitu dia akrab disapa, merupakan penjaga gawang utama tim Juventus Allievi (usia di bawah 17 tahun). Usianya baru menginjak 15 tahun dan digadang-gadang sebagai kiper yang mempunyai masa depan cerah.

Padahal, Emil lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dua tahun lalu Emil masih tinggal di Indonesia. Ayah Emil juga seorang Warga Negara Indonesia. Awal petualangannya di persepakbolaan Negeri Pizza itu dimulai ketika dia meninggalkan Indonesia dan mulai bergabung dengan salah satu klub Italia.

Setelah mengikuti beberapa pertandingan dengan klub tersebut, pihak Bianconeri tertarik dan langsung menghubungi Emil sekaligus mengundangnya untuk mengikuti beberapa sesi latihan bersama Juventus Allievi. Setelah puas melihat aksi Emil, Juventus pun kemudian menjanjikan bakal memasukkan namanya sebagai pemain mereka.

"Ketika saya bermain untuk salah satu klub di Italia, saya mengikuti beberapa kali training session dengan Juventus dan setelahnya Juventus mengatakan pada saya bahwa mereka tertarik pada saya dan tahun depan saya adalah pemain Juventus," papar Emil, seperti dilansir indonesiantalent.net.

"Benar saya lahir di Indonesia, akan tetapi saya tidak memiliki paspor Indonesia. Ayah saya orang Indonesia dan saya juga tinggal di Indonesia sekitar dua tahun lalu," lanjut pemain kelahiran 18 Januari 1997.

Emil pun berkisah tentang bagaimana rutinitas latihan yang dijalaninya bersama Juventus. Dia juga membandingkan bagaimana latihan berbeda yang dia terima ketika dia berada di klub sebelumnya. Namun, kerja keras dalam latihan hingga saat ini juga telah menghasilkan sebuah penghargaan The Young Italy Talents of The Future 2012.

"Latihannya sangat berbeda jika dibandingkan dengan klub saya terdahulu, terkadang latihannya sangat berat dan terkadang tidak terlalu berat. Kami berlatih setiap hari, hanya pada hari Senin dan terkadang Sabtu kami memiliki waktu istirahat," kisah pemain yang mengidolakan Gianluigi Buffon ini.

Meski begitu, Emil mengaku belum melupakan keindahan Indonesia, terlebih tempat dia tinggal dulu memiliki pantai-pantai yang indah. Bahkan suatu saat bukan tak mungkin dia bisa mengunjungi tanah kelahirannya itu.

"Saya sangat menyukai pantai-pantai yang ada di Indonesia dan berselancar di sana, Pantai Selong Belanak menjadi favorit saya, karena sangat indah," pungkasnya.

Sumber
Readmore...

Jack Brown, Bocah Indonesia Jadi Pemain Terbaik di Sekolah Sepakbola MU

0 komentar
 
Bocah keturunan Indonesia, Jack Brown yang berusia 11 tahun berhasil menjadi terbaik dengan meraih The World Final Skill Test 2012 MU Soccer School.



Penghargaan bagi siswa terbaik sekolah bola milik klub terkenal Inggris Manchester United itu diberikan pada setiap akhir semester di Old Trafford, Manchester, Inggris, akhir pekan.

Jack Brown, putra pasangan perkawinan campur, menjadi anakan keturunan Indonesia pertama yang meraih penghargaan itu.

“World Final Skill Test MUSS 2012 diikuti sekitar 30 anak berumur 10-16 tahun dari 25 negara. Sebagian besar adalah anggota tim nasional sepak bola dari U14-U16 dari negara masing-masing,” ujar ibunda Jack, Indah Brown kepada Antara, Senin (22/10/2012).

Pada pertandingan adu keahlian itu diuji empat macam keterampilan yaitu Short passing, Loafting, dribbling, dan kick ups.

“Alhamdulilah Jack mendapat skor yang terbaik sehingga mengalahkan pemain terbaik tahun sebelumnya Alex dari Inggris,” ujar Indah Brown.

Menurut Indah, yang membuatnya merasa terharu, saat Jack diwawancarai dan putra pasangan Indah Brown dan Lance Brown itu mengatakan ‘I am Indonesian sehingga semua orang tepuk tangan. Bahkan Sir Alex Ferguson waktu bersalaman dengan Jack dan berkata “Are You Indonesian? Wow, that’s interesting”.

Suatu pengalaman yang tidak dapat dipercaya Jack bisa ikut dalam MUSS dan bahkan menjadi juara the World Final Skill test MUSS untuk anak-anak yang berusia antara 10 dan 16 tahun dari ana pemain terbaik dari seluruh dunia.

“Saya sangat bangga,” katanya.

Jack Brown yang lahir di Jakarta pada 2 November 2001 sangat mengidolakan pemain sepakbola Inggris Rooney dan bercita-cita ingin menjadi pemain bola terkenal, “Jack idol is Rooney,” ujar Indah.

Ia gemar bermain bola dan mulai berlatih sepak bola sejak usia empat tahun, yakni saat bersalaman dengan Rooney, matanya langsung berkaca-kaca. “Mum, my heart was beating very hard when I shaked Rooney’s hand,” ujar Jack seperti yang dituturkan Indah Brown.

Sejak usia balita Jack sudah berlatih sepakbola di klub dan di rumah hampir setiap hari dengan sang kakak George yang juga pencinta sepak bola. Jack ikut club MU Soccer School (MU SS) Dubai pada tahun 2006 dan langsung menjadi pemain terbaik MUSS Dubai.

Pada tahun 2007, MUSS Dubai pindah ke Abu Dhabi dan mereka berdua latihan di Arsenal Dubai menjadi Team Development squad.

Sumber
Readmore...
18 Nov 2012

5 Wasit Kontroversial English Premier League

0 komentar
 
Wasit Inggris, Mark Clattenburg mendadak jadi sorotan. Partai Chelsea kontra Manchester United yang dipimpinnya, akhir pekan lalu, berakhir kurang mulus.

Setidaknya partai yang dimenangi MU 3-2 itu memunculkan tiga kontroversi. Yang pertama adalah kartu kuning kedua bagi Fernando Torres. Lalu, gol kemenangan MU oleh Javier Hernandez yang dianggap banyak orang offside. Clattenburg juga dituduh kubu Chelsea mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada pemain The Blues. Hal ini masih dalam investigasi.

Liga Inggris memang "menyimpan" beberapa wasit yang dikenal lumayan sering mengeluarkan keputusan kontroversial. Salah satunya adalah Howard Webb yang dijuluki sebagai pemain ke-12 MU.

Berikut 5 wasit kontroversial Premier League:


1. Graham Poll



Poll menuai kritikan tajam setelah memimpin derby Merseyside antara Everton kontra Liverpool pada 21 April 2000. Cerita itu berawal saat ia membatalkan gol Everton yang dicetak Don Hutchison pada injury time.

Poll menganggap telah meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Setelah pensiun pada 2007, Poll mengakui bahwa keputusannya menganulir gol Hutchison itu sebagai sebuah kesalahan.

Cerita kontroversial Poll kembali terjadi pada laga Arsenal kontra Chelsea yang saat itu masih dibesut Jose Mourinho pada 2004. Pada kedudukan 1-1, Arsenal mendapat hadiah tendangan bebas. Saat beberapa pemain Chelsea sedang memprotes dan coba membenahi pagar betis, Thierry Henry dengan tiba-tiba melepaskan tendangan bebas.

Kiper Peter Cech yang sedang mengatur barisan pertahanan hanya mampu melihat bola menghujam ke gawangnya dan Arsenal unggul 2-1. Poll beranggapan tendangan bebas tak membutuhkan peluit darinya. Namun, Chelsea akhirnya mampu membalas dan memaksa skor akhir 2-2.

2. Martin Atkinson



Atkinson mendapat kritikan setelah memimpin Derby Manchester 2009 di Old Trafford. Saat babak perpanjangan hanya memberikan waktu 4 menit, wasit kelahiran West Yorkshire ini memberikan tambahan waktu lebih dari enam menit yang akhirnya membuat Michael Owen sukses membuat MU unggul 4-3 di menit 96.

Pada September 2010, ia kembali dianggap menguntungkan MU saat bersua Everton. The Toffees yang saat itu berhasil mencetak dua gol di injury time sekaligus mengubah kedudukan menjadi 3-3 berpeluang balik unggul di detik-detik akhir. Namun, Atkinson akhirnya meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan saat Everton sedang melancarkan serangan balik.

Pada April 2010, ia juga dikritik setelah memberikan penalti kepada Aston Villa. Itu setelah bek Birmingham City, Roger Johnson dianggap telah melanggar Gabriel Agbonlahor. Namun dalam tayangan ulang, jelas terlihat Jonson tak melanggar Agbonlahor dan Aston Villa akhirnya menang 1–0.

3. Mike Riley



Beberapa keputusan kontroversial juga dilakukan Riley sepanjang karirnya sebagai pengadil lapangan. Salah satunya yakni saat memimpin duel Chelsea kontra Liverpool pada Februari 2009. Saat itu, ia mengganjar Frank Lampard dengan kartu merah usai melanggar Xabi Alonso.

Chelsea akhirnya harus kalah dengan skor 0-2. Padahal, dalam tayangan ulang, Lampard secara bersih menyentuh bola. Tak hanya itu, Riley juga tak mengganjar Steven Gerrard yang punya potensi dua kali diganjar kartu merah.

4. Andre Marriner



Nama Marriner mendadak terkenal setelah dianggap merugikan kubu Liverpool saat melakoni derby Merseyside kontra tuan rumah Everton, akhir pekan lalu. Keputusan paling kontroversial yakni tidak mengesahkan gol Luis Suarez ke gawang Everton saat kedudukan sama kuat 2-2.

Padahal, dari tayangan ulang sangat jelas Suarez tidak dalam posisi offside. Kubu The Reds menganggap kemenangan di depan mata telah dirampok sang wasit.

5. Howard Webb



Dari semua sosok wasit kontroversial, nama Webb tentu paling terkenal. Pria yang lahir 14 Juli 1971 di Rotherham, South Yorkshire, Inggris ini bahkan dicap sebagai wasit paling kontroversial setelah berulang-ulang membuat keputusan "aneh." Webb seringkali dinilai berat sebelah terhadap salah satu tim. Bahkan, saat ia memimpin laga internasional maupun di pentas Eropa.

Namun, kontroversi wasit berkepala botak ini di pentas Premier League juga segudang. Pada Januari 2011 saat memimpin laga Manchester United kontra Liverpool, Webb memberikan penalti kepada MU dan sukses membuat kubu Liverpool bak kebakaran jenggot. Pada laga itu, Webb juga memberikan kartu merah pada Steven Gerrard. Akibat insiden itu, sempat populer foto Webb mengenakan seragam MU.

Lalu, pada Februari 2012, giliran Chelsea merasa dirugikan Webb saat The Blues juga bersua MU. Kubu Chelsea tersulut amarahnya ketika "dipaksa" bermain imbang melawan Setan Merah. Adalah 2 tendangan penalti yang diberikan Webb yang dinilai tidak masuk di akal. Padahal, saat itu Chelsea tengah unggul 3-1. Pertandingan akhirnya berakhir imbang 3-3.

Sumber
Readmore...

5 Pesepakbola Cilik yang Bertalenta Luar Biasa

1 komentar
 
Tak salah jika menasbihkan sepakbola sebagai olahraga paling populer di muka bumi. Orang di semua kelompok umur bisa dengan mudah memainkannya. Bukan hanya orang dewasa, beberapa bocah pun piawai mengolah si kulit bundar.

Beberapa di antaranya, bahkan telah memperlihatkan talenta yang luar biasa. Karena kelebihan itu, mereka kini dijuluki sebagai calon penerus bintang-bintang lapangan hijau saat ini.

Mereka disebut-sebut punya talenta hebat seperti Zinedine Zidane, Lionel Messi, dan Ronaldinho. Nama mereka mulai mencuat setelah rekaman aksi mereka di lapangan hijau diunggah ke Youtube. Berikut lima bocah dengan bakat istimewa itu:

1. Madin Koroghli Muhammed



Kendati baru berusia sembilan tahun, talenta Madin Koroghli Muhammed sudah bersinar. Banyak pengamat menilai, dia bisa menjadi penerus legenda Prancis, Zinedine Zidane. Dia kini dielu-elukan sebagai "The Next Zidane". Kebetulan, kedua orangtua Koroghli juga imigran Aljazair yang kini menjadi warga negara Prancis, seperti halnya Zidane.

Pesona Koroghli mengolah bola di usia enam tahun--saat videonya diunggah ke Youtube--berhasil menarik perhatian dunia. Aksi menggiring bola anak sekecil itu sulit dipercaya siapapun. Aksi Koroghli akhirnya menyedot perhatian tim papan atas dunia. Real Madrid, Chelsea, dan Manchester United kini sedang mengincarnya.


2. Muhammed Demirci



Performa Demirci tidak kalah cemerlang. Bocah berusia 11 tahun ini telah menunjukkan bakat besarnya menggocek bola. Klub asal Turki, Besiktas, pun tidak ragu menempatkan "si buyung ajaib" kelahiran 3 Januari 1995 itu di tim junior U-13.

Sama seperti Koroghli, nama Demirci mulai diperhitungkan sebagai bintang masa depan Turki setelah aksi memukaunya diunggah ke Youtube. Dalam video tersebut, Demici yang ketika itu baru berusia 10 tahun mampu memberikan perlawanan sengit terhadap sejumlah anak yang rata-rata berumur 13 tahun. Sebagian kalangan menilai keterampilan Demirci adalah kombinasi talenta Ronaldinho dan Lionel Messi.


3. Wan Kuzain Wan Kamal



Dia terlahir dari seorang ayah yang berasal dari Malaysia. Namun, Kamal besar di Amerika Serikat. Lahir pada 14 September 1998, bocah ini telah memperlihatkan kemampuan di atas rata-rata anak 14 tahun.

Sadar Kamal memiliki masa depan cerah, Federasi Sepakbola Malaysia (FAM)  menawarinya beasiswa agar kelak Kamal bersedia merumput bersama Tim Nasional Malaysia. Kamal memiliki akselerasi dan akurasi luar biasa dalam mengumpan. Karena kelebihannya itu, dia kini bermain di kelas umur dua tahun di atasnya.

4. Takefusa Kubo



Tim Matahari Terbit, Jepang, boleh berharap banyak kepada Takefusa Kubo. Pemain kelahiran 4 Juli 2001 ini mulai menarik perhatian Negeri Sakura karena aksi piawainya menggiring bola dipadukan dengan gerak tipu yang mengecoh lawan. Itu membuat Kubo bisa selalu dengan mudah melewati lawan.

Untuk mengasah bakat yang dimilikinya, Kubo mengikuti audisi untuk bergabung dengan ECB Escola, sekolah sepakbola Barcelona cabang Yokohama. Banyak kalangan menilai Kubo memiliki kualitas yang nyaris sama dengan Messi. Kontrol bola yang diperagakan Kubo mirip dengan pemain terbaik dunia itu. Terlebih, postur tubuh Kubo dengan Messi tidak berbeda jauh, tidak terlalu tinggi.

5. Tristan Alif



Indonesia pun bisa menggantungkan harapan besar di pundak Tristan Alif. Alif yang bergabung di Akademi Sepakbola Liverpool di Jakarta itu beberapa kali menjadi bintang tamu di sejumlah program acara televisi. Ia diminta untuk mempertontonkan bakatnya melakukan juggling dengan kepala, dada, dan punggung. 

Bahkan, Tristan pernah mendapat kesempatan langka untuk unjuk kebolehan di depan mantan pelatih Barcelona, Josep Guardiola, saat berkunjung ke Indonesia, beberapa waktu lalu. Penampilan Tristan dalam sebuah acara olahraga di salah satu stasiun televisi itu mendapat atensi besar dari Guardiola.

Sumber
Readmore...

Inilah Alasan Mourinho Selalu Menulis pada Saat Timnya Bertanding

0 komentar
 
Bila Anda sering melihat Jose Mourinho menulis pada sebuah buku kecil dalam laga Real Madrid, maka kemungkinan besar The Special One tengah menemukan kesalahan yang dilakukan salah seorang pemainnya.

Mourinho memang pelatih perfeksionis. Dia tidak ingin pemainnya melakukan kesalahan. Bila sang pemain khilaf, maka siap-siaplah bernasib seperti Mesut Oezil yang diganti ketika turun minum saat menghadapi Deportivo La Coruna dua pekan lalu atau Sergio Ramos yang dicadangkan saat Liga Champions melawan Manchester City.

Setiap pelatih memang punya karakternya sendiri-sendiri. The Special One bukan bertipikal Sir Alex Ferguson yang terkenal dengan hairdryer treatment-nya. Mourinho lebih merupakan pelatih dengan ide yang jelas.

Ide ini dituangkan dengan bantuan dua benda sederhana, buku catatan dan pena. Itulah sebabnya, The Special One tidak bisa lepas dari pena dan buku catatan ketika pertandingan.

Ketika Mourinho mulai menulis pada buku catatannya, maka itu berarti mantan asisten Bobby Robson ini sedang menemukan kesalahan spesifik dari seorang pemain Madrid.

Memang bisa juga catatan itu juga berisi perubahan taktik pada babak kedua atau aspek permainan lawan yang harus didiskusikan ketika jeda, namun biasanya lebih sering berisi deretan kesalahan. Bila bukan jeda, maka catatan ini baru dibicarakan sehari setelah laga.

“Lihat, pada menit ketujuh kamu sedang di pertahanan sendiri dan kamu mencoba ‘mengambil’ pemain lawan tapi malah kehilangan bola,” tulis Marca menirukan ucapan Mourinho kepada pemainnya.

Sang pemain, siapapun itu hanya bisa diam tanpa mampu membantah, karena apa yang ditulis Mourinho selalu benar adanya.

Sumber
Readmore...